Home / Identitas Kongregasi / Mgr. Schaepman dan Frater-frater dari Utrecht

Mgr. Schaepman dan Frater-frater dari Utrecht

Andreas Ignatius Schaepman dilahirkan pada tanggal 4 September 1815 di Zwolle dari keluarga patritian beragama Katolik yang tempat asalnya sebenarnya dari sekitar Munster Jerman. Oleh karena penutupan Seminari menengah di Cullenborg pada tahun 1825-1841 oleh Raja Willem I, Andreas Schaepman terpaksa mengikuti pendidikan di luar Jerman antara lain; Sekolah Swasta Partikelir di Ravenstein dan Gymnasium di S’Herenberg. Pada tahun 1833 ia mengikuti pendidikan di Seminari Agung di Oldenzaal. Pada 10 Maret 1838, A.I. Schaepman ditahbiskan menjadi imam oleh Mgr. C.L Baren van Wijkerslooth, Uskup pentahbis imam di kalangan Daerah Zending Belanda, Kapela Keuskupam di Oegesteegst. Romo Henricus van Kessel, Imam Agung Salland dan Drente melantiknya menjadi kapelaan di Gereja Steegjes di Zwolle, sebuah induk gereja dengan memiliki banyak gereja stasi di daerah Zending Belanda. Pada 1843 A.I. Schaepman dilantik menjadi pelayan sejumlah paroki di Ommerschans, dan di sana pada tahun 1846 ia dilantik menjadi pastor di Assen.

Pada akhir tahun 1853 Mgr. Zwijsen, dalam jabatannya sebagai Uskup Agung Utrecht, setelah hierarki keuskupan dipulihkan, sekali lagi melantik Schaepman menjadi pastor di Zwolle. Di Zwolle pastor A.I. Schaepman harus bekerja sama dengan mantan Imam Agung dan deken di Kessel, dan pastor paroki dari Paroki Santa Perawan Maria, membagi kota Zwolle untuk calon-calon paroki, menjadi 2 dalam wilayah propinsi gereja, atas paroki-paroki Santa Perawan Maria dan Santo Michael. Hal itu berjalan sebagaimana direncanakan dan setelah pendirian-pendirian paroki itu atas dasar hukum kanonik,  A.I.  Schaepman pada tanggal 31 Desember 1854 mendapat pelantikan menjadi pastor di paroki baru, yakni Paroki Santo Michael. Perhatiannya terhadap kehidupan biara telah nampak terlebih dahulu antara lain usahanya membantu kebiaraan di Zwolle terhadap Kongregasi Suster Cinta Kasih Santa Perawan Maria, Bunda Berbelas Kasih (SCMM), yang didirikan di Tilburg pada tahun 1832. Kongregasi Suster Cinta Kasih dari Tilbur telah mendirikan sebuah komunitas di Zwolle pada tahun 1844 dan melebihi pastor di Kessel, pastor  A.I Schaepman, ketika menjadi pastor di Zwolle memberi bantuan finansial kepada kongregasi suster itu. Apakah Mgr. Zwijsen mengetahui sikap simpatik pastor A.I. Schaepman terhadap kongregasi suster dari Tilburg ini, tidaklah diketahui secara pasti. Yang diketahui pasti ialah bahwa pastor A.I. Schaepman mendapat penghormatan terhadap sikap kreatif dari perhatian yang tetap, Yang Mulia Uskup Agung Utrecht Joannes Zwijsen. Hal ini menyebabkan bahwa pastor A.I. Schaepman dalam banyak hal selalu dimanfaatkan oleh Mgr. Joannes Zwijsen untuk rencana-rencana selanjutnya.

Pada tanggal 23 Juli 1857 pastor A.I. Schaepman dilantik menjadi Presiden Pertama Seminari Agung yang baru di kota Rijsenburg oleh Mgr. Joannes Zwijsen. Selanjutnya belum berselang satu tahun, pastor A.I. Schaepman, presiden Seminari Agung Rijsenburg itu dilantik oleh Yang Mulia Mgr. Zwijsen menjadi Vikarius Jenderal Keuskupan Agung Utrecht. Pada kesempatan audensi pastor Vikjen A.I. Schaepman pada YM Uskup Agung Joannes Zwijsen di istana keuskupan “Huize Gerra” pada tahun 1858, ia mendapat kesempatan berkenalan dengan staf pimpinan seminari agung tetangga dan biara Suster Cinta Kasih serta Frater Tilburg. Vikjen A.I Schaepman merasa terpengaruh oleh kehidupan iman di Propinsi Brabant yang Katolik itu, yang baginya sebagai seorang dari kelahiran Sallander, dari wilayah Zending Protestan hampir tidak pernah mengetahuinya. Dalam kunjungan ini  tentu terciptalah suatu hubungan silaturahmi terhadap motivasi, suatu alasan mengapa A.I. Schaepman di kemudian hari bercita-cita membangun sebuah kongregasi guru pendidik sesuai contoh teladan para Frater Tilburg. Akan tetapi untuk sementara beliau banyak mendengarkan perencanaan YM Mgr. Joannes Zwijsen.

Pada tanggal 8 Desember 1858, presiden seminari agung dan vikaris jenderal ini masih harus menerima suatu pelantikan menjadi ketua dari kapitel Utrecht yang direhabilitasi. Dan pada 31 Maret 1860 diikuti dengan pengangkatan yang keempat menjadi pleban pastor kepala dari katedral atau gereja Santa Katharina Utrecht sebagai pengganti Wilhelmus de Jong. Terutama lewat pelantikan terakhir ini, YM. Mgr Joannes Zwijsen bermaksud agar pastor A.I. Schaepman pada waktu itu menjadi terbiasa, agar dari pihak Protestan tidak banyak memberikan kritik yang tajam sebagai reaksi, pada pengangkatannya sebagai uskup. Seolah-olah pengangkatan-pengangkatan jabatan belum juga selesai, pada tanggal 17 Mei 1860, pleban, pastor kepala Katedral Uskup Agung Utrecht, A.I. Schaepman dilantik lagi menjadi Deken kota Utrecht. Untuk kesempatan ini, Mgr. Zwijsen membagi dekenat ini menjadi 6 wilayah dekenat yakni 6 paroki di kota Utrecht sedangkan 9 paroki yang lain di luar kota Utrecht tergabung dalam dekenat Monfoort.

Maksud sebenarnya dari yang mulia Mgr. Joannes Zwijsen hampir tercapai yakni pada tanggal 3 Juli 1860, dengan pelantikan deken A.I. Schaepman menjadi uskup titulair dari Hesebon dan coadjutor uskup agung Utrecht. Bagi uskup coadjutor yang baru, pelantikan itu bukanlah suatu yang datang secara tiba-tiba. A.I. Schaepman mengenal isyarat Mgr. Joannes Zwijsen, dan juga internutius S.M. Veechiotti. Sementara Mgr. Joannes Zwijsen sebaiknya menghendaki takhta keuskupan Agungnya di Utrecht diserahkan, agar beliau tetap membatasi menjadi Uskup s’Hertogenbosch, Internuntius Mgr. Veechiotti lebih menghendaki agar Mgr. Joannes Zwijsen tetap menjadi Uskup Agung Utrecht, sedangkan takhta keuskupan di s’Hertogenbosch diserahkan kepada Uskup coadjutor Mgr. Joannes Zwijsen yakni Mgr. Joannes Deppen. Pelantikan Mgr. A.I. Schaepman menjadi coadjutor Uskup Zwijsen di Utrecht berarti bagi internuntius suatu kekalahan yang dirasakan sekali dan merupakan suatu penaklukan kekuasaan hirarki. Hal kekalahan internuntius itu diperlunak oleh peristilahan coadjutor yang belum berarti mempunyai hak sebagai pengganti. Namun pentahbisan Uskup Mgr. A.I. Schaepman di mana Mgr. Joannes Zwijsen tidak mengundang internuntius Mgr. Veechiotti, yang dilaksanakan bukan di Katedral di Utrecht tetapi di kapel Seminari Agung Rysenburg. Hal itu untuk menghindari reaksi pihak Protestan. Mgr. Fransiscus van Vree, Uskup Haarlem bertindak sebagai Uskup pentahbis pertama dibantu oleh Mgr. Joannes van Genk dan Joannes Deppen, Uskup pembantu Breda dan Den bosch.

Masa depan Mgr. A.I. Schaepman sebagai Uskup Agung Utrecht ke-2, menjadi definitif oleh surat permohonan Mgr. Joannes Zwijsen ke Roma pada tanggal 1 juni 1862 agar uskup pembantunya Mgr. A.I. Schaepman di Utrecht dilantik menjadi coadjutor dengan memiliki hak sebagai pengganti menduduki tahta Uskup Agung Utrecht. Sudah sejak tahun 1859 Kongregasi Propaganda Fide telah menjanjikan uskup auxiliaries. Dewan Propaganda Fide sekarang masih harus memilih lagi antara calon yang diusulkan sesuai pendirian internuntius Mgr. Veechiotti atau sesuai usul saran Mgr. Joannes Zwijsen yang minta berhenti dan menyerahkan tahta Keuskupan Agung Utrecht kepada Mgr. A.I Schaepman. Sesuai advis terakhir Dewan Propaganda Fide, maka pada tanggal 19 Desember 1862 Bapak Suci Pius IX melantik Mgr. A.I. Schaepman menjadi Uskup Coadjutor Keuskupan Agung Utrecht dengan hak sebagai pengganti menduduki tahta Keuskupan Agung Utrecht itu. Pengangkatan itu bagi Uskup Agung Utrecht yang akan datang pada kenyataannya tidak terlalu banyak artinya, karena sebagaimana lazimnya Mgr. A.I. Schaepman selalu menghargai atasannya Mgr. Joannes Zwijsen dan selalu mendengar petunjuknya.

Pada kenyataannya penggantian menduduki tahta Keuskupan Agung Utrecht baru terlaksana pada tanggal 4 Februari 1868, ketika Mgr. Joannes Zwijsen secara definitif menarik diri dari Keuskupan Agung Utrecht hingga wafatnya pada 16 Oktober 1877 bertindak sebagai Uskup s’Hertogenbosch yang kedua. Pada masa inilah Mgr.A.I. Schaepman memberikan keterangan tentang perencanaannya bahwa beliau, setelah berkenalan dengan para frater Tilburg dapat dipandang suatu awal, mendirikan suatu kongregasi Keuskupan Agung sendiri yakni Kongregasi Fraters van Utrecht. Uskup Agung yang baru dalam masa singkat saja mengalami kebersamaan dengan Uskup pendahulunya, dengan banyak kesukaran selama 9 tahun, perkembangan dan pertumbuhan kongregasi baru dapat diikuti dan dibimbingnya. Pada tanggal 19 September 1882 Mgr. A.I. Schaepman, Uskup Agung Utrecht wafat.

Pendirian Kongregasi Fraters van Utrecht pada tanggal 13 Agustus 1873, dapat diikuti oleh YM. Mgr.Joannes Zwijsen terutama dari Residensinya di Den Bosch Haren. Tidak seorang pun mengetahui seberapa banyak advis/nasehat dalam pendirian kongregasi ini diperoleh oleh A.I. Schaepman, baik diminta maupun tidak diminta sebelum dan sesudah, peristiwa yang patut diingat ini, dari Y.M. Mgr. Joannes Zwijsen, koleganya yang dikaguminya. Yang kita ketahui bahwa kedua Uskup Agung ini, sejak mengingatkan para uskup Nederland tentang permasalahan pendidikan dan pengajaran Katolik (1868) memiliki inisiatif memberi bantuan yang tegas dalam bidang ini. Y.M. Mgr. A.I. Schaepman berkehendak pada awalnya mendatangkan para Frater Tilburg ke Utrecht, namun maksud itu selalu terbentur karena kurangnya tenaga. Usaha Mgr. Schaepman meminta bantuan pada Mgr. Joannes Zwijsen bukan sama sekali diabaikan, tetapi Mgr. Zwijsen memintakan beberapa calon frater dari Keuskupan Agung Utrecht agar diperkenankan mengikuti pendidikan novisiat pada Kongregasi Frater Tilburg. Dengan demikian dikehendakinya akan terbentuk kelompok inti untuk membentuk sebuah kongregasi sendiri yang dipersembahkan kepada Perlindungan Santa Perawan Maria, Bunda Hati Kudus, pengharapan dari yang tidak berpengharapan. Y.M. Mgr. Joannes  Zwijsen menyetujui rencana ini, meskipun beliau tidak banyak mempunyai harapan. Karena nampaknya Mgr. Joannes Zwijsen rasa tertarik akan gelar yang diberikan/dipilih, karena memang benar persoalan mendirikan sebuah kongregasi merupakan persoalan yang membangkitkan rasa putus pengharapan.

Calon Frater Utrecht yang pertama datang pada tahun 1871 di Tilburg, yang memulai masa novisiat ialah seorang pemuda asal kota Amsterdam, Antonius Vonk, yang mendapat nama frater Bonifasius, pada upacara penjubahan busana kebiaraan. Frater Bonifasius itu adalah frater Utrecht satu-satunya, menjadi anggota Kongregasi Frater Utrecht, yang kemudian menerima tahbisan imam dan menjadi Frater Superior hingga ia meninggalkan kongregasi pada tahun 1891. Seusai pendidikan novisiat, para frater Utrecht yang baru ini kembali ke Utrecht. Seorang dari mereka karena alasan kesehatan yang kurang baik, meninggalkan kongregasi. Pada tanggal 13 Agustus 1873 para Frater Utrecht ini meninggalkan Tilburg dan kembali ke Utrecht. Mereka memulai di sebuah rumah di jalan Gansenmark, yang dipersembahkan kepada Santo Gregorius sebagai pelindung rumah. Tanggal 13 Agustus 1873 dipandang secara resmi sebagai tanggal pendirian Kongregasi Frater Utrecht. Setelah satu minggu, ada 4 orang calon menggabungkan diri, yang masih belajar di sekolah guru di Tilburg agar kelak menjadi frater guru. Selanjutnya peningkatan pendidikan Katolik bukan satu-satunya tujuan Kongregasi Frater Utrecht tetapi juga turut merawat pasien putra sesuai yang tercantum dalam kaul mereka. Jarangnya muncul penyakit-penyakit menular sebagai epidemik adalah alasan mengapa Para Frater Utrecht tidak berkembang dalam hal ini. Mereka lebih berkembang dalam bidang pendidikan Katolik.

Tim Spiritualitas

About fraterbhk

Check Also

Mgr. Schaepman dalam Semangat St. Vinsensius A Paulo

Kegelisahan Mgr. Schaepman Kegelisahan Mgr. Schaepman terhadap situasi manusia saat itu sebenarnya sudah mulai terasa …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.