Renungan Konstitusi Pasal 52
Maria Bunda Hati Kudus, mengilhami kita untuk dalam kesederhanaan hati mengungkapkan cinta dan kehendak Allah.
Meneladani dengan Hati
Para Frater, rekan sepanggilan Frater Bunda Hati Kudus yang terkasih,
Nama kita bersama-sama. Kongregasi Bunda Hati Kudus, adalah nama kita juga. Nama dan pribadi kita masing-masing tertuang dalam nama kita bersama-sama. Kita sepakati bersama untuk menyebut diri dengan nama Frater Bunda Hati Kudus. Dengan nama itu, kita mau melayani dengan hati kita.
Untuk melayani dengan sepenuh hati dan tulus hati, hendaknya kita wajib mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:11). Yang dimaksudkan dengan perlengkapan senjata Allah, ialah supaya bertahan melawan tipu muslihat iblis; karena perjuangan kita bukanlah darah dan daging, melainkan melawan roh-roh jahat. Sebab itu, ambilah seluruh perlengkapan senjata Allah. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan. Kakimu berkasutkan kerelaan untuk melayani, untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, (Efesus 6:11-16).
Persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah, apa maksudnya? Persembahkan seluruh tubuh, pikiran, perasaan, tenaga, hanya kepada Allah, sebagai persembahan yang hidup, yang harum mewangi, yang berkenan kepada Allah. ”Beribadalah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu itulah ibadatmu yang sejati. Berpeganglah pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu, pada hari ini, supaya baik keadaanmu” (Ulangan 10:12, 13). Benarlah sesuai dengan nasihat dan peringatan Santo Paulus sebagai berikut : “Saudara-saudara, demi kerahiman Allah aku memperingatkan kamu! Persembahkanlah tubuhmu sebagai kurban yang hidup, yang suci dan berkenan pada Allah. Itulah ibadatmu yang sejati. Janganlah kamu menyesuaikan diri dengan dunia ini, melainkan berubahlah menjadi manusia berbudi baru, sehingga kamu sanggup membedakan apa yang dikehendaki Allah, apa yang baik, apa yang berkenan-Nya dan apa yang sempurna” (Roma 12:1-2)
Tidak menghindari “berjerih payah lelah dan berkerja berat” (2Kor 11:27). Apa maksudnya? Maksudnya bahwa setiap orang, khususnya para Frater Bunda Hati Kudus, tidak boleh menghindari jerih payah dan bekerja berat dengan alasan suci. Artinya pribadi orang itu, sudah tahu dan mengerti, dibalik pelayanan, yang melelahkan dan terasa berat, menyita tenaga dan waktu, cenderung orang menghindari dengan alasan yang dicari-cari. Yang mengetahui adalah niat baik, atau niat kurang baik, orang itu sendiri. Kita melihat buah pelayanannya.
Nasihat Santo Paulus kepada umat di Tesalonika, indah untuk direnungkan dalam realitas hidup harian kita. “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami mendengar bahwa diantara kamu, ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami mengingatkan dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya tetap melakukan pekerjaannya dengan tenang, dan makan rejekinya sendiri. Dan kamu, saudara-saudari, janganlah jemu berbuat baik”. (2Tes 3:10b-13)
Hiduplah di dalam kasih.
Iman, kasih dan harapan hendaknya sebaiknya dihidupi oleh atau orang yang mau dan rela melayani, dalam pelayanan kasih. Buah dari pelayanan kasih adalah damai, sukacita dan kegembiraan injili. Dengan kata lain, hidup dan pelayanan apapun bentuknya, hendaknya didasari atas kasih. Kasih itu, yang mendorong seseorang untuk sanggup melayani. Amin
Bila engkau mengikuti Maria,
engkau takkan tersesat;
Bila engkau memanggil Maria,
engkau takkan putus asa;
Bila engkau memikirkan Maria,
engkau takkan keliru;
Bila engkau dibantu oleh Maria,
engkau takkan jatuh;
Bila engkau dibimbing oleh Maria,
engkau takkan jemu;
Bila engkau dikaruniai oleh Maria,
engkau akan mencapai tujuanmu.
Bila engkau berdoa “Bunda Hati Kudus”,
engkau akan mencapai kekudusan hatimu,
Bila engkau menyatukan hatimu,
dengan Maria Bunda Hati Kudus,
ada kepastian menuju Hati Kudus Yesus.
Semoga.
Tim Konstitusi