PENGANTAR
Hal pokok dalam kongregasi adalah penghayatan semangat yang selalu dihidupi oleh setiap anggota-anggotanya. Spiritualitas yang selalu diperbarui dalam konteksnya itulah yang menjadi kekuatan sekaligus pengikat bagi setiap anggota dalam menjalankan perutusan kongregasi.
Para frater Bunda Hati Kudus telah berproses melalui refleksi bersama, membuahkan refleksi semangat kongregasi. Secara eksplisit spiritualitas yang dihidupi bersama tertuang dalam “Fraternity of Our Lady of The Sacred Heart”. Persaudaraan Bunda Hati Kudus merupakan perwujudan penghayatan spiritualitas hati Kongregasi Frater-frater Bunda Hati dalam menghadirkan suatu cara hidup yang menjadi kesaksian, di mana setiap frater diundang menghidupi ‘persaudaraan’ yang menghadirkan kasih Allah sendiri yang hadir dalam Yesus yang adalah Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan. Berdasarkan teladan Maria Bunda Hati Kudus dan St. Vinsensius a Paulo, setiap frater hendak menghidupi jalan kasih pelayanan kepada kaum muda hingga sampai pada Yesus, yang dengan lemah lembut, rendah hati, dan murah hati.
Semangat itulah yang hendak dihidupi oleh masing-masing frater. Ekspresi semangat tersebut dinyatakan melalui simbol dan atribut rohani yang dikenakan para frater. Semangat itu dihidupkan melalui jubah (putih dan hitam), logo, dan medali.
LOGO KONGREGASI
Kongregasi Frater-frater Bunda Hati Kudus selama ini menggunakan logo bermacam-macam dan berubah-ubah. Kehadiran logo merupakan hal yang penting bagi suatu kelompok maupun institusi.
Melalui logo itulah, secara sederhana dalam bentuk simbol-simbol mengungkapkan identitas dari suatu kelompok atau institusi. Kongregasi Frater-frater Bunda Hati Kudus sebagai sebuah lembaga hidup bakti tentu memandang penting hadirnya logo yang mengungkapkan identitas kongregasi. Pada kesempatan yang lalu, kongregasi memiliki logo dewan pimpinan (baik dewan pimpinan umum maupun provinsi), tetapi belum menetapkan logo resmi kongregasi. Kehadiran logo kongregasi ini lahir dari buah refleksi para frater akan pembaruan rohani/spiritualitas yang menjadi kekuatan hidup panggilan sebagai religius frater. Selain itu pula, para frater memandang penting penetapan logo resmi kongregasi karena selama ini belum ada logo kongregasi yang ditetapkan secara resmi. Berikut ini adalah logo resmi Kongregasi Frater-frater Bunda Hati Kudus hasil Kapitel Karya Provinsi Indonesia 2018 dan diteguhkan oleh Kapitel Umum 2018.
1). Makna Logo
Perisai dengan lima sudut
Perisai dengan lima sudut menyimbolkan lima nilai dasar keutamaan kongregasi: cinta kasih, ketaatan, kesederhanaan, ingkar diri, dan suka bekerja yang sehat.
Hati
Hati berarti juga kasih, cinta. Hati menyimbolkan relasi mendalam yang terjadi antara Maria dengan Yesus Putranya. Relasi mendalam tercermin dalam peristiwa Maria di bawah kaki salib Yesus. Hati juga menyimbolkan spiritualitas hati yang dihayati para frater. Suatu cara hidup berdasarkan anugerah Roh seturut model Yesus Kristus dari Nazareth.
Maria BHK berada di kaki salib Yesus
- Maria BHK (Kalvari Issoudun) merupakan representasi ke-3 dari Maria Bunda Hati Kudus, buah refleksi pasca-Konsili Vatikan II.
- Maria berdiri di samping salib Yesus dengan pandangan tertuju pada Puteranya yang hatinya terlukai dan mengeluarkan air dan darah
- Tangan kirinya terangkat ke atas terarah kepada hati yang terluka; sedangkan tangan kanannya terjulur ke bawah. Maria menghantar kita dan anak-anak kepada sumber air hidup yang memancar dari hati-Nya. Melalui Maria, tersalurlah rahmat-rahmat kehidupan dari kekayaan hati-Nya.
- Peristiwa ini merupakan peristiwa puncak Maria dengan gelar Bunda Hati Kudus. Ia adalah teladan bagi setiap frater untuk hadir dekat salib-Nya, menjadi saudara bagi banyak orang agar semakin tersebarnya kasih Allah dalam hidup Putera-Nya Yesus.
Burung merpati
Burung merpati menyimbolkan Roh Kudus; yang tercurah dari lambung Yesus yang terlukai dan mengeluarkan air dan darah; Hati-Nya memberikan anugerah yang kita perlukan (kasih, sukacita, kedamaian, dll).
Lima anak kecil
Lima anak kecil menyimbolkan inti/fokus perutusan kongregasi yakni melayani kaum muda dalam bidang pendidikan dan pengajaran agar mereka mencapai kepenuhannya di dalam Yesus.
Pita dengan tulisan “Congregatio Fratrum Dominae Nostrae a Sacro Corde”. Tulisan latin tersebut berarti “Kongregasi Frater-frater Bunda Hati Kudus”.
2). Makna Warna
- Kuning: ceria, optimis, bijaksana, menyenangkan, harapan, kebahagiaan, dan kerja sama.
- Ungu: pertobatan, kualitas spiritualitas, visioner, imajinasi, independen, “kesendirian”, empati, dan intuisi.
- Merah: kekuatan, semangat, kepercayaan diri, dan cinta
- Putih: suci, bersih, ringan, kebebasan, dan ketulusan hati.
- Hitam: hampa, duka, dan ketaatan.
- Cokelat: sederhana, keakraban, rasa aman, membumi/realistis, kuat, kerja keras, dan praktis.
3). Penggunaan Logo
Logo resmi kongregasi dapat digunakan pada: Kop surat; media promosi panggilan (brosur, kalender, buku, pamflet, poster, kaos, cover buku); dan bendera dan vandel kongregasi.
MEDALI BUNDA HATI KUDUS (Kalvari)
Kalung medali BHK ini merupakan salah satu atribut rohani yang menunjukkan bahwa yang mengenakan medali ini adala seorang religius. Medali ini dikenakan ketika para frater tidak menggunakan jubah atau berbaju preman. Dengan atribut ini, dimaksudkan bagi setiap frater untuk selalu disadarkan akan identitas dan kehadirannya adalah seorang religius frater. Berikut ini adalah gambar medali BHK (Kalvari Issoudun).
1). Medali bagian depan
- Maria Bunda Hati Kudus Kalvari Issoudun dan lima anak.
- Menunjuk pada Bunda Hati Kudus representasi ketiga, di mana Maria berdiri dengan tangan terarah kepada hati Yesus dan terarah kepada anak-anak dan semua orang. Inilah patron atau model hidup Maria yang menjadi model panggilan dan perutusan frater-frater Bunda Hati Kudus.
- Tulisan “Fraternity” dan “OLSH”. Merujuk pada kata-kata “fraternity of Our Lady of The Sacred Heart”, yang berarti “Fraternitas Bunda Hati Kudus” atau dapat pula berarti “Persaudaraan Bunda Hati Kudus”. Kata kunci penghayatan spiritualitas hati frater-frater Bunda Hati Kudus.
2). Medali bagian belakang
- Hati, merujuk pada spiritualitas hati; kasih, cinta.
- Huruf “F” (Frater), “B” (Bunda), “H” (Hati), “K” (Kudus).
JUBAH
Jubah para frater secara umum dikenal dengan jubah putih, dengan singel yang mengikat jubah dan salib (besi hitam). Jubah putih ini merupakan jubah yang dikenakan para frater ketika berkarya di wilayah Indonesia yang berbeda iklim dengan Eropa yang dingin. Perkembangan lebih lanjut saat ini, para frater di Belanda tidak lagi menggunakan jubah hitam seperti awal pendirian maupun putih seperti umumnya saat ini digunakan. Perkembangan ini sesuai dengan aspek pokok dalam busana religius sebagaimana yang dipesankan dalam dokumen konsili Vatikan II, Perpectae Caritatis 17:
Hendaknya busana religius, sebagai tanda penakdisan kepada Allah, bersifat sederhana dan ugahari, miskin dan sekaligus pantas, selain itu memenuhi persyaratan kesehatan, dan selaras dengan situasi semasa dan setempat maupun dengan kebutuhan-kebutuhan akan pelayanan. Busana baik pria maupun wanita, yang tidak cocok dengan kaidah-kaidah itu, hendaknya diganti.
1). Makna Baru Jubah Frater Bunda Hati Kudus
- Jubah putih (tanpa floi belakang) mengandung makna kesucian, kesetiaan, dan ketulusan hati Maria yang menjadi ibu Yesus yang menemani dari awal sampai akhir perjalanan Putera-Nya.
- Hitam mengandung maknaketaatan iman Maria pada kehendak Allah yang terjadi dalam hidupnya. Hitam juga mengandung makna “ingkar diri” sebagai salah satu jalan hidup/semangat dasar para Frater BHK. Bentuk jubah hitam secara umum sama dengan jubah putih. Perbedaannya pada warna jubah adalah hitam, dan kerah leher jubah hitam berwarna putih dengan model “kolar” melingkar.
2). Salib dan Singel
- Menyimbolkan keterpautan dengan salib Yesus sebagai jalan cinta kasih-Nya.
- Sarana kesatuan dengan Allah melalui tri Kaul (ketaatan, kemiskinan, dan kemurnian).
3). Pemakaian Jubah
- Jubah putih digunakan pada momen reguler secara ke dalam kongregasi maupun ke luar kongregasi.
- Jubah putih dipakai reguler, misalnya pemakaian umum di sekolah, Perayaan Ekaristi harian dan hari Minggu, dan kegiatan-kegiatan umum lainnya.
- Jubah hitam digunakan bukan setiap hari, melainkan hanya pada momen khusus, hari-hari khusus kongregasi: 13 Agustus (HUT Kongregasi), 2 Februari (Peringatan karya di Indonesia), Sabtu terakhir bulan Mei (HR Bunda Hati Kudus), 27 September (Peringatan St. Vinsensius a Paulo, pelindung perutusan/karya); upacara Kaul-kaul (sementara dan kekal); Hari raya: HR Natal, HR Paskah, HR Bunda Hati Kudus; kapitel-kapitel; dan wafatnya seorang frater.
Fr. M. Patrik Totok Mardianto, BHK