Home / Identitas Kongregasi / Keindahan menjadi Frater BHK

Keindahan menjadi Frater BHK

Pengantar

Tahun 2015 dicanangkan sebagai tahun hidup bakti oleh Bapa Paus Fransiskus dimana kita diajak untuk menoleh ke masa lalu dengan nada syukur sekaligus menata masa depan penuh harapan sebagai murid Kristus. Kehadiran tahun hidup bakti ini merupakan suatu pernyataan syukur atas anugerah panggilan Tuhan kepada tiap pribadi tercipta. Anugerah panggilan sebagai  seorang religius frater Bunda Hati Kudus adalah suatu pilihan bebas untuk turut serta ambil bagian dalam keindahan hidup seperti dan dalam Kristus, sang Guru sejati. Kegembiraan ini adalah suatu ungkapan sikap batin dalam mengalami, menghayati sukacita serta menikmati keindahan hidup dalam Kristus sebagai religius frater. Sukacita ini didorong dan digerakan oleh relasi yang mendalam dengan Kristus. Wujud nyata kegembiraan hidup dalam Kristus diwujudkan dalam tindakan nyata atau kharisma dari inti jiwa hidup bertarekat. Kharisma ini pertama-tama dianugerahkan kepada pendiri dan selanjutnya dipartisipasi oleh para anggota dari suatu persekutuan religius yang didirikannya.

Keindahan mengikuti Kristus dalam Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus mengalir dari kedalaman relasi dengan Kristus yang menginspirasi pendiri untuk ikut serta berperan aktif dalam tugas-tugas gereja demi pelayanan kepada sesama dan demi kemuliaan Tuhan. Wujud nyata keikut-sertaan kongregasi ini terlihat nyata melalui kharismanya.

a. Kharisma Kongregasi

Kharisma kongregasi bersumber pada pengalaman mendalam pendiri  akan Allah dalam Roh Kudus yang membawanya kepada Injil Yesus Kristus, untuk menanggapi tantangan dunia konkret pada zamannya. Pengalaman mistik pendiri yang terpesona dan terpaut pada Yesus Kristus sebagai guru dan pengajar, selanjutnya dipartisipasi oleh anggota kongregasi sebagai mistik kongregasi. Karena itu, hidup mistik adalah hidup kedalaman pendiri/anggota kongregasi dalam membangun relasi personalnya yang intim dengan Allah, kehidupan manusia serta alam ciptaan. Sejalan dengan kebutuhan dan keadaan akan jawaban kualitas hidup tertentu, Allah telah memilih orangnya yang tepat (pendiri) untuk menjawab dan menginkarnasikan jawaban Allah. Jadi, ada perpaduan antara pilihan Allah, jawaban pendiri serta kebutuhan zaman, itulah yang mewujudkan mistik dasar kongregasi religius sebagaimana terdapat dalam hidup Yesus Kristus.

Mistik kongregasi Frater BHK bersumber pada pengalaman keterpesonaan pendiri akan kasih Allah Bapa, yang telah memberikan HATI kepada manusia dengan mengutus Yesus, Putera sendiri. Kongregasi terinspirasi dan dijiwai oleh gambaran Allah yang senantiasa memberikan hati-Nya kepada manusia bahkan Ia merelakan Putra-Nya sendiri datang ke dalam dunia, hadir dan tinggal bersama kita. Allah memberikan Hati-Nya di tengah dunia yang kehilangan hakikat cinta sehingga terjadi penindasan, kekerasan, ketidakadilan, pemiskinan, kesenjangan ekonomi, kemerosotan moral hidup, peperangan dan terorisme.

Gambaran Allah yang penuh cinta ini secara jelas dan tepat dilukiskan dalam konstitusi kongregasi dan Biblis, yakni :

Pertama: “Gambaran Allah Maha Cinta yang menganugerahkan Anak-Nya kepada kita sebagai Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.” (Konst. 3 ; Gal. 4: 4. dan Yoh. 14: 6).

Kedua: “Gambaran Yesus yang lemah lembut dan rendah hati; yang menganugerahkan ketenangan dan kelegaan kepada orang yang letih lesu dan berbeban berat yang datang kepada-Nya.” (Konst. 6 dan  Mt; 11: 28-29).

Pendiri Mgr. Andreas Ignatius Schaepman dijiwai oleh pengalaman mistik hati/afektif yang adalah daya hidup Allah sendiri. Daya hidup Allah ini melandasi dinamika hidup kongregasi, anggota dan karya pelayanan kepada dunia. Gambaran Allah yang lemah lembut dan rendah hati merupakan kekuatan untuk menjalankan misi kongregasi yang diselaraskan dengan visi dasarnya. Kharisma kongregasi Frater BHK adalah: “Kasih Pelayanan yang Membebaskan Sesama, khususnya Kaum Muda”, dengan perwujudannya, membantu mendidik dan mengajar kaum remaja dengan memperhatikan kebutuhan zaman dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta atau yang diterima kongregasi.

Kongregasi berpartisipasi dalam gerak keprihatian Allah dan Gereja melalui pelayanan karitatif di dunia pendidikan bersumber pada gambaran kasih Allah yang kembali memberikan  hati-Nya di bumi ini, pada saat dunia sepertinya tidak mempunyai hati lagi bagi sesamanya, sehinga banyak terjadi peperangan, kesengsaraan, penindasan, ketidak adilan dan pemiskinan. Gambaran kasih Allah yang mengasihi tanpa batas,  inilah yang mendayai tarekat  untuk bertindak dalam menjawabi  tuntutan zaman atau situasi konkrit dunia. Jawaban nyata tarekat sebagai jawaban atas gambaran Allah yangmemberi hati-Nya dalam situasi konkrit terwujud dalam keikut-sertaan para frater dalam pembentukan manusia khususnya kaum remaja secara holistik dan integral. Tarekat mencontohi sikap Kasih Allah Bapa yang memberikan HATI dengan mengutus Putera-Nya untuk memerdekakan membebaskan manusia dari belenggu dosa agar kembali ke hidup asalinya sebagai citra Allah.

Gambaran kasih hati Allah sebagai ungkapan sikap hati yang sejati ini bisa dilihat secara lahiriah dari pakaian kebiaraan para frater yang sederhana. Kepedulian dan Kesederhanaan ini selaras dengan motto tarekat yaitu: “Insollicitudine et simplicitate“. Para frater diajak untuk melayani dalam semangat  hati yang penuh prihatin/peduli dan sederhana sekaligus ugahari sebagai cara hidup (Cara Hidup Tarekat). Kesederhanaan sebagai cara hidup ini telah dipraktekan oleh pendiri sendiri yang memberikan HATI kepada kawanan domba yang digembalakannya. Ia ingin menjadi seorang gembala yang penuh perhatian bagi orang-orang yang dipercayakan kepadanya, bahwa ia yang dengan kesederhanaan hati akan menjadi bagi umatnya seorang bapak yang penuh cinta kasih. Keprihatinan dan kesederhanaan adalah dua kualitas dasar seorang frater sebagai seorang pribadi religius dalam pelayanan kepada pembentukan karakteristik kaula muda masa kini. Pelayanan para frater dalam dunia pendidikan bersumber pada “Spiritualitas Hati” artinya pelayanan yang diberikan bersumber atau berakar dalam dan dari Hati Yesus sendiri yang walaupun Allah rela menjadi seorang hamba. Ini menjadi dasar bagi pelayanan karya cinta kasih tarekat. Karya cinta kasih yang dikembangkan dalam hidup para frater adalah perwujudan dari gambaran Allah yang penuh cinta.

b. Frater Bunda Hati Kudus : Biarawan Frater Pengajar/Guru

Berdasarkan kharisma khusus yang dianugerahkan kepada kongregasi, maka perwujudan khas pelayanan utama para frater adalah mengajar dan mendidik anak muda usia sekolah. Karena itu, masyarakat mengenal para frater Bunda Hati Kudus sebagai Frater Pengajar atau Frater Guru, karena total pelayanan dan komitmen para frater dalam dunia pendidikan. Keterlibatan dan keprihatinan dalam dunia pendidikan kaula muda selalu dan senantiasa menjadi panggilan utama para frater sebagai jawaban atas gerak keprihatinan Allah sebagai seorang yang melayani dengan hati, sesuai dengan harapan yang lahir dari keinginan dan maksud pendiri Kongregasi bagi pribadi frater yaitu:

  • Frater Guru.

Seorang Frater Bunda Hati Kudus adalah seorang yang berhati guru karena dipanggil secara khusus oleh Tuhan untuk melayani sesama dalam dunia pendidikan. Para frater berkeyakinan bahwa mereka terpanggil untuk memberi seluruh dirinya kepada kebaikan dan perkembangan kaula muda. Seorang frater yang guru adalah guru yang sungguh beriman teguh, guru yang diandalkan hidup imannya, guru yang diandalkan profesinalismenya. Mereka dituntut untuk mampu memberikan, menularkan, menanamkan nilai dan keutamaan hidup yang baik dan benar kepada peserta didik dalam  mencapai kebahagiaan sementara sekarang dan abadi yang akan datang.

Frater yang guru adalah guru yang diresapi sikap iman, harapan dan cinta kasih.  Frater yang rajin, kreatif, inovatif, penuh semangat, simpatik-empati dan luwes sekaligus berperan sebagai fasilitator. Sasarannya adalah terbentuknya karakter kaula muda yang memiliki keahlian dan ketrampilan dalam hidup, lebih siap menghadapi realitas kehidupan yang semakin kompleks dan serba tidak jelas, dan untuk menjadi manusia seutuhnya. Frater guru harus memberi kesaksian hidup atau kesaksian teladan dalam kelas, sekolah, asrama, rekan kerja dan dalam lingkungan hidup sehari-hari di komunitas.

  • Seorang biarawan Frater

Menjadi seorang guru adalah sebuah tugas pelayanan yang mulia maka seorang guru yang frater harus meyakini bahwa ini adalah sebuah anugerah dari Allah sendiri. Menjadi seorang religius frater berarti turut serta dalam tugas mulia ini, maka para frater sebagai seorang biarawan perlu memiliki kualitas sebagai berikut:

  • Biarawan frater yang rajin

Rajin menghayati nilai-nilai panggilannya sebagai pribadi religius; rajin dalam pengembangan tugas apapun yang dipercayakan kongregasi; rajin membaca dan belajar berbagai macam ketrampilan hidup, apalagi sebagai seorang guru yang profesional dan mampu memanage tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan; rajin menata hidup pribadi terus-menerus sehingga lebih diandalkan dalam kerasulan teladan.

  • Biarawan frater yang unggul dalam kebajikan dan kecakapan

Pendiri kongregasi frater Bunda Hati Kudus meminta pengikutnya agar unggul dalam kebajikan dan kecakapan. Ini berarti para frater hendaknya dari sikap batin maupun tindakan nyata sehari-hari, menampakan keunggulan dalam perbuatan baik, berguna, bernilai, bermanfaat bagi orang lain dalam aktivitas atau pelayanannya, khususnya bagi peserta didik yang dipercayakan kepada para frater, bagi semua rekan kerja dan semua yang membutuhkan bantuan pada aspek yang lain.

Maka para frater hendaknya arif dan bijaksana, tajam dalam berpikir, belajar dari pengalaman serta punya rasa tanggungjawab terhadap tugas yang dipercayakan kongregasi. Para frater juga hendaknya unggul dalam kecakapan artinya para frater diminta mengembangkan diri untuk memiliki kecakapan, kemampuan, kesanggupan atau kemahiran agar menjadi sungguh unggul dalam mengerjakan atau melaksanakan sesuatu yang dipercayakan lebih dari pada yang normatif.

  • Frater yang hidup dalam pembaktian diri dalam suatu ikatan yang murni dan  penuh cinta kasih

Para frater mengikat diri dalam hidup persekutuan untuk ambil bagian dalam karya pelayanan kepada sesama. Pembaktian diri secara utuh dalam kongregasi ini disatueratkan dengan ikatan murni dan penuh cinta bahwa para frater menempatkan pelayanan Gereja dan sesama diatas kepentingan dirinya sendiri. Sikap batin kita adalah sikap hormat dan patuh dalam pengabdian, kesetiaan, dan rela berkorban sebagai tanda bakti kita yang dijiwai oleh ungkapan cinta kasih kita yang murni bagi Allah dan sesama dalam tuntunan Roh Kudus.

Bakti diri kita lewat kongregasi hendaknya dijiwai oleh ikatan yang murni dan dipenuhi semangat cinta kasih dalam tugas pelayanan sesuai dengan karisma pendiri dalam keselarasan dengan tuntutan zaman. Maka setiap frater hendaknya tetap membina diri secara terus menerus sambil menyelaraskan karisma sesuai dengan tuntutan zaman.

  • Seorang frater yang sanggup mencamkan kebenaran-kebenaran dasar agama dan susila katolik. Sekaligus memberi kesaksian teladan dengan perkataan dan perbuatan tentang kebenaran-kebenaran itu kepada peserta didik dan kolega kerja dalam kerasulan.

Ini berarti seorang frater harus mempunyai daya melakukan sesuatu dan kapasitas mental maupun fisik melakukan sesuatu (kemampuan), serta memperhatikan dengan sungguh-sungguh, menyakini dan menginternalisasikan kebenaran-kebenaran dasar agama dan susila katolik dalam hidup sehari-hari. Pendek kata, seorang frater hendaknya membatinkan, menyakini dan beriman sungguh-sungguh tentang kebenaran-kebenaran dasar agama dan etika serta ajaran katolik dalam hidupnya, sehingga mampu membagi-bagikan, menularkan, menyakinkan peserta didik yang dipercayakan kepadanya.  Fraternya dituntut untuk menjadi tanda kehadiran Allah yang hidup dan nyata di tengah kaula muda dewasa ini.

c. Keindahan Mengikuti Kristus Sebagai Religius Di Era Globalisasi

  • Pengalaman Pribadi

Mengikuti Kristus sebagai seorang frater Bunda Hati Kudus adalah pilihan hidup yang membahagiakan dan penuh sukacita. Dalam 40th perjalanan hidup membiara sebagai frater sederet pengalaman indah, sukacita dan gembira terpatri nyata dalam seluruh pergulatan hidup saya sebagai seorang manusia religius. Komitmen dan kesetiaan menjadi kunci dasar dalam mengejar cita-cita ini. Keindahan hidup, sukacita, kegembiraan dalam mengikuti Kristus sebagai religius diawali ketika saya secara bebas dan tulus mengikuti gerak hati untuk menanggapi panggilan Tuhan dan ketika saya dinyatakan diterima untuk menjadi calon frater dalam kongregasi Frater Bunda Hati Kudus. Suasana atau situasi yang sama juga dirasakan ketika orang tua mengikhlaskan pilihan hidup saya untuk menjadi frater pengajar. Keluarga memberikan seorang putera dari keluarga mereka untuk secara ikhlas mempersembahkan diri bagi pengabdian kepada Tuhan yang memanggil dan memilihnya. Keindahan, sukacita dan kegembiraan dirasakan juga oleh keluarga yang terpancar dari suasana dan pancaran wajah maupun semakin meningkatnya  hidup keimanan mereka.

Keindahan hidup sebagai seorang religius frater juga dirasakan saat memulai proses pembinaan, pendampingan untuk tumbuh dan berkembang menjadi anggota kongregsai. Para frater senior menerima saya dengan baik dan saya diteguhkan dengan kalimat ini; “Jangan takut, engkau sekarang saudaraku dalam keluarga baru Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus”. Kalimat ini sangat menguatkan, meneguhkan dan semakin menyakini saya bahwa pilihan hidup saya pada kongregasi frater BHK adalah panggilan yang tepat. Kalimat ini adalah seperti nyala obor dalam hati saya karena tidak mudah untuk hidup dalam sebuah komunitas religius yang multicultural; komunitas frater Belanda dan frater Indonesia. Sebagai penghuni baru, perbedaan yang menyolok ini kadang membuat pribadi saya menjadi kurang percaya diri. Tetapi saya merasa bahagia bahwa ada konfrater yang selalu ada untuk menopang saya dalam keadaan sulit ini. Pendamping yang setia dan baik selalu mengingatkan saya bahwa tiap frater punya kekhasan sebagai pribadi dan setiap konfrater adalah saudara dalam seperjalanan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidup rohani, ilmu pengetahuan dan ketrampilan hidup yang sangat bermanfaat untuk hidup dan karya pengabdian yang dipercayakan di masa yang akan datang.

Seluruh proses pembinaan dan pembentukan selama tahun-tahun yunior membantu saya untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi frater yang matang sampai saya secara bebas menyatakan secara defenitif untuk menjadi frater seumur hidup saya dalam kaul kekal. Hal ini menjadi kebanggan tersendiri untuk saya bahwa saya akhirnya jatuh cinta pada panggilan sebagai frater guru. Saya bangga sebagai seorang frater pendidik sehingga tawaran dan godaan lain untuk pindah menjadi imam, saya tolak secara tegas bahkan tidak tertarik sedikitpun. Saya siap sedia membantu tugas pelayanan para imam, terlibat dalam tugas paroki maupun keuskupan, tetapi tidak terpikir untuk menjadi imam. Saya sudah telanjur jatuh cinta menjadi seorang frater biarawan guru dalam membantu kaum muda sesuai kharisma kongregasi.

  • Pengalaman yang dilihat pada diri para anggota

Pengalaman belajar di sekolah asuhan para frater membulatkan pilihan saya untuk menjadi seorang frater guru. Para frater menjalankan tugas pelayanan sesuai kharisma kongregasi yang nampak dalam perbuatan kasih dan sifat peduli pada anak didik; yang bermasalah ditolong untuk mencari solusi; yang patah semangat dimotivasi dan yang mandek dalam perkembangannya didorong untuk tumbuh menjadi pribadi yang baik, pribadi yang  rajin, jujur dan disiplin dalam hidup di lingkungan sekolah, paroki dan masyarakat pada umumnya. Saya bangga bahwa masyarakat sungguh mengakui keindahan dan karya pelayanan para frater BHK. Pujian ini tentu bukan tanpa alasan karena banyak tokoh masyarakat adalah jebolan sekolah-sekolah para frater dan saya bahagia menjadi bagian dari persekutuan ini. Melihat hal positif ini tumbuh rasa syukur atas kharisma yang dianugerahkan kepada anggota kongregasi. Inilah warisan pendiri kepada generasi penerus semangat Schaepman bahwa kaum muda adalah jiwa dari suatu bangsa, biarkan kaum muda bertumbuh dan berkembang secara optimal dalam kepribadian, pengetahuan, ketrampilan dan rasa untuk masa depannya. Inilah kebahagiaan dan sukacita panggilan menjadi religius frater guru.

Ada satu pengalaman unik lainnya; ada frater yang dengan caranya yang kreatif menanamkan rasa cinta, solider dan peduli untuk anak didik pada lingkungan sekolah sendiri maupun di luar lingkungan sekolah sendiri/yayasan pengelola pendidikan dengan ”kotak kasihnya”. Saya pernah menyaksikan dan merasa tertegun atas kerelaan para anak didik untuk memberikan dari kekurangan mereka untuk membantu yang lain. Pada kesempatan tertentu, setiap anak dalam kelas dihimbau untuk menyisihkan sebagian dari uang jajannya ke dalam  “kotak kasih” untuk membantu teman-temannya yang sangat membutuhkan. Anak dihimbau agar tidak membebankan orangtua dengan sumbangan ini, tetapi mereka hendaknya berkorban dengan merelakan dari sebagian dari uang jajan mereka untuk tujuan tersebut. Setelah seminggu, “kotak kasih” itu dibuka dan uangnya diberikan secara diam-diam oleh frater kepada anak yang paling membutuhkan untuk uang sekolah atau kebutuhan sekolah. Ada rasa syukur, sukacita dan gembira bahwa lewat cara sederhana ini banyak anak merasa tertolong. Kegembiraan ini dibagikan juga dalam kehidupan bersama di komunitas sehingga ini menjadi sukacita bersama bahwa lewat cara yang sederhana semangat tarekat yang peduli kepada anak-anak sederhana sudah mulai dihidupi. Inilah salah satu aspek penghayatan karisma oleh anggota kongregasi.

Kreativitas seorang frater dikembangkan lebih lanjut oleh konfrater yang lain. Kebetulan anak-anak di lingkungan sekolahnya termasuk dalam kategori berekonomi mampu. Anak dalam lingkungan sekolah tersebut dimotivasi untuk tindakan kasih, solidaritas dan sikap peduli pada teman-teman  di sekolah lain di pedesaan. Tiap kelas dimotivasi untuk menjadi penanggungjawab (kelas asuh) pada satu kelas di sekolah di pedesaan.  Tindak nyata dari perwujudan kasih ini adalah bahwa anak-anak merelakan sebahagian dari uang jajannya selama sebulan untuk membantu “kelas asuhnya” di pedesaan demi kelancaran dan kebaikan pendidikan teman-temannya di desa. Tindakan mulia anak-anak ini sangat disyukuri karena anak-anak dilatih untuk peduli dan berbelas kasih pada sesamanya. Para frater menghargai ini sebagai suatu keindahan yang sangat disyukuri bahwa kekhasan kongregasi secara sederhana dan pelahan dihidupi oleh para guru dan anak didik di bawah asuhan para frater. Saya merasa bangga menjadi seorang frater karena melihat ada perubahan sikap dan tingkah laku yang nyata pada anak didik sehingga harapan akan terciptanya masa depan yang lebih baik akan mudah tercapai. Inilah salah satu aspek penghayatan kharisma kongregasi yang dilandasi oleh kasih pelayanan sebagai pengikut Kristus sejati.

 Penutup

Komitmen dan kesetiaan kepada pilihan hidup yang telah diambil adalah kunci dasar untuk meraih suatu kebahagiaan dalam hidup. Demikian halnya dengan pilihan hidup menjadi seorang religius frater yang membaktikan diri secara khusus untuk dunia pendidikan kaula muda yang sangat menyenangkan sekaligus menantang. Namun, jika kita berpegang teguh pada sumber dasar panggilan yaitu Kristus sendiri maka kita akan mencapai apa yang kita cita-citakan. Uraian singkat tentang kharisma dan penghayatan kharisma Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus sebagai biarawan guru adalah suatu bentuk sharing pengalaman iman akan kedekatan relasi dengan pribadi Yesus yang adalah Guru. Ia mengubah cara pandang orang melalui pengajarannya demikian juga pendiri dan penerus semangat Schaepman yaitu para Frater BHK ambil bagian aktif dalam memelopori perubahan melalui dunia pendidikan kaula muda. Inilah kebahagiaan yang selalu mewarnai dinamika hidup para frater BHK bahwa pancaran Spiritualitas Hati semakin menyebar luas ke seluruh dunia karena kami melayani dengan HATI.

Fr. M. Simon Lele Ruing, BHK

About fraterbhk

Check Also

Mgr. Schaepman dalam Semangat St. Vinsensius A Paulo

Kegelisahan Mgr. Schaepman Kegelisahan Mgr. Schaepman terhadap situasi manusia saat itu sebenarnya sudah mulai terasa …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.