Home / Sharing Inspirasi / Frater M. Clemens Keban, BHK

Frater M. Clemens Keban, BHK

SEORANG FRATER YANG TERUS BERKARYA HINGGA USIA SENJA

Frater Clemens lahir di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Lewolein, 25 Agustus 1937. Beliau adalah pribadi yang tegas, tetapi berhati mulia, tidak banyak bicara, tetapi lebih banyak mendengarkan. Beliau berpenampilan sederhana dalam hidup hariannya.  Beliau  selalu hadir dan terlibat dalam setiap momen kebersamaan kongregasi. Salah satu kalimat yang selalu diungkapkan dalam sharing adalah mengharapkan adanya dialog dari hati ke hati antara pimpinan dan anggota dalam setiap kesempatan. Penekanan akan dialog tentu beralasan yakni adanya rasa keprihatinan beliau atas keberadaan kongregasi saat ini dan pada masa yang akan datang.

Sejak kecil, frater Clemens memang sudah bercita-cita ingin menjadi seorang frater guru. Karena didorong oleh cita-cita dan motivasi yang kuat untuk menjadi seorang frater guru dalam Kongresi Frater-Frater Bunda Hati Kudus, beliau menjalani hari-hari hidupnya  dalam biara dengan baik, mulai dari postulan sampai pada kaul kekal, bahkan sampai saat ini. Kesetiaannya dalam hidup membiara tampak dalam sikap, kata, dan perbuatan melalui hidup doa, hidup bersama, dan dalam hidup karya, yang ditunjukkan dalam hidup kesehariannya.

Dalam perjalanan hidup membiaranya, situasi menuntut seorang frater guru harus memiliki kemampuan di bidangnya, memiliki karakter yang baik serta berspiritualitas untuk mendukung tugas pelayanan yang dipercayakan kongregasi kepadanya. Untuk memenuhi tiga tuntutan dasar ini, frater Clemens mendapat kesempatan dan kepercayaan dari kongregasi untuk belajar.  Pada tahun 1967, beliau melanjutkan pendidikan di Universitas Gajah Madah, sekarang menjadi Universitas Katolik Widya Karya Malang, Fakultas Ilmu bahasa Program Studi Bahasa Inggris.

Beliau termasuk mahasiswa yang tergolong cerdas sehingga dapat menyelesaikan studi pada waktunya. Tentunya keberhasilan yang diperolehnya tidak terlepas dari ketekunan dan keseriusannya serta kesungguhannya dalam belajar. Di sinilah beliau dituntut untuk mengatur waktu semaksimal mungkin, agar tuntutan kuliah dan hidup membiara sebagai seorang Frater Bunda Hati Kudus berjalan seimbang, tidak mengutamakan yang satu dan mengabaikan yang lainnya.

Salah satu hal baik yang dimiliki oleh frater Clemens dalam mendukung studinya sebagai mahasiswa dan hidupnya sebagai frater guru adalah membaca yang merupakan bagian dari hobi dalam hidupnya. Karena beliau suka membaca dan konsisten dalam  memanfaatkan waktu dengan cermat, maka pada tahun 1971, beliau menyelesaikan kuliah dengan hasil yang sangat memuaskan. Selain hobi membaca, beliau juga memiliki hobi di bidang seni. Kedua hobi ini sangat mendukung hidup panggilan dan pelayanannya sebagai seorang Frater Bunda Hati Kudus. Tentunya hobi yang dimiliki oleh frater Clemens bukan instan melainkan berawal dari sebuah pembiasaan yang dilakukan terus-menerus secara konsisten dan berkelanjutan.  

Seiring dengan perjalanan waktu, hidup frater Clemens semakin hari semakin mantap sebagai frater guru dalam Kongregasi Frater-Frater Bunda Hati Kudus. Beliau pernah diserahi tugas sebagai Pemimpin Provinsi Indonesia, merangkap sebagai pengajar Novis. Selain itu, beliau pernah dipilih dan dipercayai sebagai anggota Dewan Umum Kongregasi periode 2000-2006 yang berkedudukan di Belanda. Selama dalam menjalani tugas pelayanan sebagai pemimpin, hidup beliau diwarnai dengan suka dan duka, baik yang bersumber dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Tidak sedikit berbagai bentuk kritik diterimanya. Beliau sabar menerima dan mengolahnya sebagai sebuah proses pemurnian diri menjadi seorang biarawan yang sejati.

Waktu terus berganti, hingga mengantar beliau pada masa yang tidak bisa ditolak yaitu memasuki usia senja. Beliau sudah memasuki masa pensiun. Namun, sebagai seorang religius yang dipanggil untuk membaktikan diri seutuhnya melalui pelayanan kepada Tuhan dan sesama, beliau tidak mengenal kata pensiun, seorang frater tetap melayani sampai akhir hayat. Oleh karena itu, di masa tuanya, frater Clemens membaktikan diri sepenuhnya dalam mengelolah salah satu aset Kongregasi yaitu Museum Zoologi Fr. M. Vianney, BHK.

Beliau menggeluti tugas ini dengan sangat setia sampai hari ini. Kesetiaanya ini telah membuat beliau semakin mencintai tugasnya walaupun usianya tidak muda lagi. Beliau tetap membagi waktu dengan baik menjalani tugasnya sebagai direktur museum. Kesetiaanya dalam melanjutkan karya Frater M. Vianney, BHK ini, karena hobi yang didasari oleh cintahnya yang besar akan satu warisan karya kongregasi, peninggalan gurunya yang berasal dari Belanda itu. Beliau tergerak hati untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh frater misionaris itu agar tetap lestari sebagai warisan kongregasi turun-temurun yang harus dipertahankan dan dilestarikan untuk generasi yang akan datang.

Pada mulanya museum ini tidak banyak dikenal oleh masyarakat. Perlahan namun pasti, beliau mulai menata tahap demi tahap agar museum ini tetap ada dan dikenal oleh banyak orang, terutama sekolah-sekolah yang ada di Kota Malang pada khususnya. Maka setiap ada kesempatan beliau selalu mengutus perwakilan untuk mengikuti pelatihan dan workshop bersama utusan-utusan dari museum lain yang ada di Indonesia. 

Kini Museum Zoologi Fr. M. Vianney, BHK mulai dikenal bahkan telah diakui dan masuk dalam daftar museum yang ada di Indonesia sebagai salah satu museum edukasi yang berada di Kota Malang. Museum Zoologi ini dijadikan sebagai wahana belajar sambil rekreasi yang terletak di tempat strategis dan mudah dijangkau. Museum ini sudah banyak yang berkunjung, mulai dari TK, SD, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi, baik dari Kota Malang maupun dari luar.

Dengan jumlah pengunjung yang semakin meningkat setiap tahunnya, frater Clemens mengalami kesulitan ruang belajar untuk menampung peserta didik yang berkunjung. Selain ruang belajar yang kurang, koleksi juga perlu ditambah. Di usianya yang tak muda lagi ini, beliau mengharapkan agar ada tenaga yang dipersiapkan oleh kongregasi untuk meneruskan dan menangani museum zoologi ini ke depan.

Fr. M. Faustinus Banusu, BHK

About fraterbhk

Check Also

Hanya Satu yang Tersisa di Sini

Sisiphus disiksa para dewa karena melanggar suatu kesepakatan. Apa dan bagaimana bentuk hukuman dari pelanggaran …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.