Para alumni sekolah-sekolah milik Kongregasi Frater-frater Bunda Hati Kudus, yang berada di bawah naungan Yayasan Mardi Wiyata kini mendapat apresiasi dan penghargaan di berbagai bidang di tengah masyarakat nasional dan dunia. Yang terbaru adalah Pricilia Carla Yules, alumni SMAK Frateran Surabaya. Ia terpilih sebagai Miss Indonesia 2020 pada konteks kecantikan Miss Indonesia ke-16 yang berlangsung pada 20 Februari 2020 di Studio RCTI dan MNC Studios Jakarta. Mahkota yang bertajuk “Spirit of Indonesia” ini diraih oleh tamatan SMAK Frateran Surabaya 2014 ini mewakili Sulawesi Selatan.
Carla resmi dinobatkan menjadi Miss Indonesia 2020 setelah menyingkirkan 34 finalis lainnya pada malam puncak Miss Indonesia. Selanjutnya, ada finalis dari Bangka Belitung, Christella Fenisianti sebagai runner up pertama, disusul finalis asal NTT, Nadia Riwu Kaho sebagai runner up kedua. Sementara itu, runner up ketiga disabet finalis asal Jambi, Larissa Amelinda, dan runner up keempat disandang oleh finalis dari Sumatera Selatan, Salma Effendi.
Sebagai juara pertama, Pricilia Carla Yules akan mewakili Indonesia di ajang Miss World 2020 serta berhak mendapatkan hadiah berupa mobil dan uang tunai. Ajang Miss Indonesia 2020 diikuti oleh 34 kontestan. Masing-masing peserta merupakan perwakilan dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Selama kurang lebih 2 minggu, mereka menjalani masa karantina. Presentase penilaian peserta berupa 70 persen saat karantina, sedangkan 30 persen di malam puncak Miss Indonesia 2020.
Gadis cantik ini lahir di Surabaya, 8 Juli 1996. Carla dibesarkan di Surabaya, tetapi kedua orangtuanya berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan yang merantau ke Surabaya. Semasa sekolah, dara jelita ini memiliki hobi bermain basket dan memasak. Setelah lulus dari SMAK Frateran Surabaya, dia lalu melanjutkan studinya di William Angliss Institute, Melbourne, Australia, lulus pada Maret 2018. Pada tahun 2016, semasa kuliah, Carla pernah menjadi volunteer untuk memasak dan melayani makan di tempat penampungan tunawisma di Melbourne. Bakat lain yang ia miliki adalah dalam bidang desain busana. Carla juga dikenal dengan ketertarikannya pada bidang sosial dan pemberdayaan perempuan. “Saya ingin mendorong perempuan untuk memiliki kepercayaan diri, menerima diri mereka apa adanya,” ujar Carla dalam sebuah video profil yang diunggah di akun media sosial miliknya.
Carla menggantikan Miss Indonesia 2019, Princess Megonondo dari Jambi. Pemilihan ini melewati proses penyaringan ketat yang dilaksanakan oleh Yayasan Miss Indonesia dan RCTI untuk mencari anak muda Indonesia, yang senantiasa mengutamakan karakter dan kecerdasan agar dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat di Tanah Air. Pilihan pada Carla telah memenuhi kriteria “MISS”yakni Manner, Impressive, Smart, and Social. Parasnya yang menawan, kepintarannya, jiwa sosial dan segudang bakat yang dimilikinya membuat gadis berpostur 172 cm ini pantas menyandang mahkota Miss Indonesia 2020 dan berhak mengikuti ajang Miss World 2020.
Pada 24 Februari 2020, Carla mengunjungi almamaternya, SMAK Frateran Surabaya. Ia berjumpa dengan guru-gurunya dan siswa-siswa di sekolah itu. Dalam postingan di akun instagram-nya, Carla mengungkapkan apresiasi dan harapannya kepada para gurunya dan siswa-siswi yang menyambutnya di sekolah yang berlokasi di Jalan Kepanjen 8, Surabaya itu. Demikian tulisnya, “Thank you so much @SMAKFrateran for the warm and unexpected welcome. I am proud of being one of the former students of SMAK Frateran. I was very happy that I could meet all the teachers and my juniors. It’s time for you all juniors to shine. Don’t give up on your dreams.”
Kabar serupa berasal dari ajang pemilihan Putri NTT 2019. Kresensia Lidya Fira Assan (Senca), siswi SMAK Frateran Podor Larantuka terpilih sebagai Putri NTT 2019 mewakili Flores Timur dan Rahmad Syarua Daud utusan Lembata sebagai Putra NTT 2019. Senca bersaing dengan 22 peserta putri se-NTT. Salah seorang guru di SMAK Frateran Podor, ketika dihubungi melalui telepon seluler, mengatakan bahwa Senca adalah siswi yang cerdas, aktif berbahasa Inggris secara lancar, dan memiliki bakat menyanyi.
Saat diliput sebuah media online, Senca mengaku sangat bangga bisa menjadi Putri NTT 2019. ”Without Jesus and Mother Mary, I’m nothing,” ungkapnya. Senca yang sekarang masih bersekolah di SMAK Frateran Podor ini berharap agar ia bisa memberikan yang terbaik bagi NTT di ajang nasional dan Indonesia di tingkat internasional. Hal senada juga disampaikan oleh Rahmad Syarua Daud, rekannya. “Pastinya saya bangga sebagai generasi muda dan saya akan menjadikan diri saya sebagai role model bagi generasi muda,” kata Senca.
Ibunda dari Putri NTT 2019, Mama Senca mengaku sangat bahagia karena anaknya bisa terpilih sebagai Putri NTT 2019. “Saya jauh-jauh datang dari Larantuka untuk mendukung anak saya. Saya optimis dengan kualitas anak saya,” ungkapnya kepada sebuah media surat kabar di Kupang.
Pemilihan Putri 2019 berlangsung di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT pada Sabtu, 16 November 2019. Kegiatan ini digagas oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Provinsi NTT. Ketua Dekranasda NTT, Julie S. Laiskodat, akan menggagas model kegiatan ini, di mana pemilihan putra-putri dan duta akan dijadikan satu. Para peserta mewakili semua pos dan bidang untuk mewakili di tingkat nasional dan diberi honor sesuai UMR, diberi ilmu pengetahuan serta bersedia diutus ke mana pun untuk mewakili OPD menurut bidangnya. Juri yang terlibat bertingkat nasional seperti Tety dari Yayasan Puteri Indonesia, Clarita Mawarni Salem, Puteri Pariwisata Indonesia 2019. Sebagai mentor Putri NTT 2019 selama masa karantina, Maria Jenny Claudyanti Besin, Putri Pariwisata NTT 2018, merasa ikut berbangga. “Luar biasa bisa menjadi mentor dari putra-putri terbaik daerah NTT, sangat antusias tinggi dan semangat,” katanya. Jenny menambahkan, “Fokus untuk mentor Putra-Putri NTT adalah disiplin waktu dan bagaimana peserta bisa menghargai satu sama lain di masyarakat, terus beri energi positif dan inspirasi ke generasi bangsa.”
Sementara itu, pada ajang pemilihan Putri Indonesia 2020, Kumala Pramesti Arum mewakili Jawa Timur. Kumala adalah alumni SMAK Frateran Malang tahun 2018. Pada ajang itu, ia meraih gelar Putri Indonesia “berbakat” 2020. Semenjak bersekolah di SMAK Frateran Malang, Kumala sudah menekuni hobi menari dan pernah meraih kemenangan dalam berbagai ajang pencarian bakat kaum muda.
Selain itu, mahasiswi ilmu komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Merdeka Malang ini berhasil menyabet gelar Miss Global Batch Kota Malang 2019. Kumala sebelumnya bersaing dengan 19 finalis yang berasal dari Kota Malang dan Kota Batu. Menurutnya, Miss Global 2019 adalah ajang untuk mencari bibit-bibit muda yang memiliki ketertarikan dengan dunia beauty & fashion. “Selain berpengalaman di bidang beauty & fashion, para finalis Miss Global juga dituntut untuk menguasai public speaking, behaviour, wawasan tentang pariwisata serta penampilan. Kami juga sempat menjalani karantina untuk memperdalam hal tersebut,” terang Kumala.
Kumala berterima kasih kepada Unmer Malang yang telah memberikan dukungan dalam ajang Miss Global. Berkat pengalamannya sebagai Duta Kampus Unmer Malang, Kumala memiliki kepercayaan diri untuk mengejar prestasi yang dicita-citakannya.
Masih banyak lagi prestasi yang diraih oleh para alumni sekolah-sekolah Frateran selama ini. Setiap kali ada berita bahwa para alumni meraih prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional, Yayasan Mardi Wiyata sebagai lembaga pengelola sekolah-sekolah Frater Bunda Hati Kudus, merasa bangga. Didikan yang penuh dengan semangat Spiritualitas Hati dan berkarakter bela rasa, serta peduli, kini menghasilkan kaum muda yang sangat berguna dan terus mengharumkan bangsa dan tanah air Indonesia. Frater M. Polikarpus, BHK, ketua Yayasan Mardi Wiyata, dalam sebuah liputan di media lokal di NTT dan situs website Yayasan Mardi Wiyata, mengungkapkan bahwa dirinya merasa bangga dengan pencapaian yang diraih oleh para alumni seperti Carla, Senca, Kumala, dan para alumni yang lain, yang terus menorehkan prestasi bagi Tanah Air Indonesia. Frater Polikarpus mengungkapkan bahwa Yayasan dan sekolah-sekolah Frateran beserta para guru memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka. Mereka sudah dipersiapkan dalam lembaga pendidikan asuhan para Frater Bunda Hati Kudus, yang selama ini menyinergikan pola pendidikan dan pengembangan SDM dengan kemampuan intelektual, kemampuan berbahasa asing, berkarakter, dan berkepribadian. Sekolah-sekolah Frateran di seluruh Indonesia menyiapkan tamatan yang berkualitas agar mampu bersaing dan berprestasi di masyarakat pada bidang apa saja.
Peliput: Frater M. Kardinus Nong, BHK